SLANK FANS CLUB BATURAJA

Foto saya
baturaja, sumatera selatan, Indonesia

Cari Blog Ini

Jumat, 18 September 2009

KITA SEGENAP KELUARGA SLANKER'S BATURAJA MAU UCAPIN MINAL ADIN WALPAIZIN

Sebelas bulan Kita kejar dunia,
Kita umbar napsu angkara.
Sebulan penuh Kita gelar puasa,
Kita bakar segala dosa.
Sebelas bulan Kita sebar dengki Dan prasangka,
Sebulan penuh Kita tebar kasih sayang sesama.
Dua belas bulan Kita berinteraksi penuh salah Dan khilaf,
Di Hari suci nan fitri ini, Kita cuci hati, Kita buka pintu maaf.
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir Dan batin

SLANKER'S BATURAJA

Minggu, 13 September 2009

Lagi, Slank Isi Soundtrack Film 'Get Married'

Lagi, Slank Isi Soundtrack Film 'Get Married'
Kamis, September 10


[Lagi, Slank Isi Soundtrack Film 'Get Married'] Lagi, Slank Isi Soundtrack Film 'Get Married'
Slideshow: Foto Selebriti

Sukses mendampingi 'Get Married', Slank kembali didapuk sutradara Hanung Bramantyo untuk proyek kelanjutan film tersebut. Slank kembali mengisi soundtrack dan scoring 'Get Married 2'.

Dalam film yang dibintangi Nirina Zubir sebelumnya, Slank juga terlibat dalam pembuatan scoring. Namun kali ini band yang bermarkas besar di Potlot itu menggunakan cara yang berbeda.

"Ya ini scoringnya lebih banyak kita ambil dari potongan-potongan lagu Slank yang lama," ujar Abdee Negara sang gitaris kepada detikhot via ponselnya, Kamis (10/9/2009).

Untuk 'Get Married 2' Slank telah membuat dua lagu baru bertajuk 'Cinta Kita' dan 'Piss'. Lagi-lagi Nirina turut berduet dengan Kaka cs.

"Kemarin mungkin gaya dan lagunya centil banget, kali ini beda karena Nirina lagi hamil. Jadinya disesuaiin dengan keadaan dia," jelas Abdee.

Kecocokan dengan sutradara dan kisah 'Get Married' menjadi alasan mengapa Slank kembali mau bekerjasama di film tersebut. Slank merasa sudah sehati dengan 'Get Married'.

"Film itu berlatar belakang kehidupan Jakarta yang di balik tembok rumah megah ada kampung kecil yang bisa dibilang kumuh. Sementara Slank sendiri banyak terinspirasi dari kehidupan seperti itu," tutur Abdee.

Komposisi Kabinet SBY Diprediksi Tidak Banyak Berubah

Hingga kini capres terpilih Susilo Bambang Yudhoyono masih enggan berkomentar banyak soal komposisi kabinet di masa kepemimpinan 2009-2014. Diperkirakan, kecil kemungkinan akan terjadi penyederhanaan kabinet atau penghapusan kementerian pada kabinet mendatang.

"Komposisinya masih tetap akan seperti sekarang, tidak akan jauh berbeda," kata Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari dalam Diskusi Publik 'Menyusun Kabinet Ideal' di Graha Lira, Jakarta, Minggu (13/9/2009).

Qodari mengatakan, reformasi birokrasi yang dijalankan SBY bukan dalam bentuk penghapusan kementerian atau departemen. Sehingga, pos anggaran untuk
kementerian atau departemen tetap akan ada dalam APBN ke depan.

"Pertimbangan paling kuat bagi SBY untuk menyusun kabinet adalah parpol dan
demografis. Hampir pasti semua parpol akan diakomodasi, termasuk PDIP dan Partai Golkar," ujar Qodari.

Menurut Qodari, dua parpol besar itu tetap akan diakomodir jika melihat
perkembangan perpolitikan saat ini. Lagi pula, dua parpol itu sudah menunjukkan minat untuk bergabung dalam pemerintahan.

"Selain itu, SBY juga tetap akan mempertimbangan demografis, dia akan mengakomodir orang-orang dari berbagai daerah secara merata," imbuhnya.

Mengenai pengurangan departemen atau posisi menteri, Qodari mengatakan, hal itu harus dilakukan dengan pengurangan jumlah PNS terlebih dahulu.

"Menghapus departemen itu bukan perkara mudah, terbukti ketika zaman Gus Dur
kemarin," katanya. Ketika itu, penghapusan Departemen Sosial menimbulkan
masalah pemindahan PNS ke departemen atau instansi lain.

Hubungan RI-Malaysia Sulit

[Hubungan RI-Malaysia Sulit] Hubungan RI-Malaysia Sulit



Hubungan bilateral RI-Malaysia kini memasuki babak sulit yang ditandai dengan munculnya beberapa persoalan yang mengganggu. Indonesia mengedepankan jalur diplomasi, perundingan, atau komunikasi politik sehat agar semua masalah bisa diselesaikan.

”Mengelola hubungan kedua negara memang sulit. Komunikasi politik yang kita lakukan sudah bagus. Namun, tetap perlu kajian sosiologis bersama tentang hubungan antarkedua negara ini,” kata Kepala Biro Administrasi Menteri/Juru Bicara Deplu RI Teuku Faizasyah menjawab Kompas seusai jumpa pers di kantor Deplu Jakarta, Jumat (11/9).

Tingkat kesulitan itu bukan terletak pada lemahnya komunikasi politik atau jalur diplomasi yang dibangun selama ini, melainkan semata-mata karena perbedaan cara pandang di kalangan generasi muda.

”Komunikasi politik kita sudah baik. Masalahnya kita kini berada di era yang berbeda. Generasi baru melihat (hubungan) itu lebih rasional dan para orangtua dulu melihat kedua negara sebagai serumpun,” katanya.

Beberapa persoalan muncul setelah klaim kebudayaan Indonesia oleh Malaysia, terutama dalam kasus tarian pendet Bali.

Hal ini ditambah lagi dengan persoalan dari sisi Indonesia. Misalnya, ada aksi sweeping terhadap warga Malaysia, pembakaran bendera dan atribut negara tetangga itu, serta unjuk rasa di Jakarta. Ada juga kasus rumah kontrakan mahasiswa Malaysia di Yogyakarta dilempari dengan telur busuk.

”Deplu mengecam tindakan sweeping ini karena tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga dapat mencoreng citra Indonesia di dunia internasional. Namun, aksi ini hanya dilakukan sekelompok kecil warga, bukan mewakili rakyat kita. Kita harus memakai jalur diplomasi dengan arif, bijak, dan damai,” kata Teuku.

Menlu akan bertemu

Saat jumpa pers, Teuku menyatakan, Malaysia prihatin dan mencemaskan keselamatan warganya di Indonesia. Kecemasan itu antara lain ditunjukkan Menteri Luar Negeri Malaysia YB Datuk Anifah Haji Aman yang sampai memanggil Duta Besar RI untuk Malaysia Da’i Bachktiar di Kuala Lumpur, Rabu lalu.

”Kita menjelaskan Indonesia melindungi semua warga asing, termasuk warga Malaysia,” jelas Teuku lagi.

Dalam rangka mengelola kembali hubungan baik antarkedua negara, Menlu Malaysia berinisiatif menemui Menlu RI Hassan Wirajuda pada hari Kamis yang akan datang. ”Beliau berinisiatif datang ke Indonesia dan akan diterima Bapak Menlu kita. Keduanya akan membahas isu-isu terkini terkait banyak hal. Bagaimana seharusnya kedua negara ini mengelola hubungan bilateralnya,” jelas Teuku.

Masalah yang akan menjadi fokus pembicaraan kedua pejabat tersebut, kata Teuku, belum dapat dirincikan. Meski demikian, kemungkinan besar beberapa isu sensitif akan menjadi fokus pembicaraan, mungkin juga termasuk soal isu sweeping warga, pembakaran atribut Malaysia, dan klaim produk budaya Indonesia yang dilakukan negara tetangga itu.

Saat ini sudah terbentuk kelompok tokoh terkemuka atau Eminent Person Group (EPG) Indonesia-Malaysia. Kelompok ini mengkaji hubungan kedua negara secara kesuluruhan dan mempelajari masalah-masalah yang menjadi akar kian memanasnya hubungan antarkedua negara untuk disikapi pimpinan negara masing-masing.

Di samping berbagai isu tersebut, hubungan RI-Malaysia juga sering panas, terutama di kalangan rakyat Indonesia. Tidak sedikit kasus penyiksaan pekerja rumah tangga asal Indonesia yang bekerja di Malaysia. Pengusiran bahkan penyiksaan juga dilakukan aparat Malaysia terhadap tenaga kerja ilegal asal Indonesia.

Namun, di sisi lain, perusahaan Malaysia penampung pekerja ilegal asal Indonesia seperti mendapat angin. Perusahaan sering menahan atau tak membayar gaji dengan alasan status sebagai pekerja ilegal.