SLANK FANS CLUB BATURAJA

Foto saya
baturaja, sumatera selatan, Indonesia

Cari Blog Ini

Sabtu, 12 September 2009

SLANK masih Feat dengan NIRINA di OST GET MARRIED 2

Di bulan pusa ini Slank telah merampungkan album ost Get Married ke 2 dan kemarin bertepat di Ciptaniaga daerah kota Slank menyelesaikan video klipnya. Di album ini ada 2 lagu baru yang akan lounching dalam waktu dekat ini, yaitu lagu dengan judul ” PLIS ” yang berduet dengan Nirina dan lagu ” Cinta Kita “. Album yang berisi 12 lagu ini masih menyisipkan lagu lama seperti Pandangan pertama, Pulang Kerja, Selalu Begitu Percuma dll. Jadi tunggu aja Film dan Album Get Marriet dalam waktu dekat ini.

Bunda Iffet, Slank, dan Narkoba

Kategori: Berita Sosial&Budaya
Bunda Iffet, Slank, dan Narkoba

Tidak ada seorang orangtua pun di dunia yang tak terpukul melihat anaknya menjadi pemakai narkoba. Apalagi ia seorang ibu. Jenisnya putau lagi, yang biasanya berujung maut bagi para pemakainya.

Terbujuk rayuan teman di Bali 14 tahun lalu, Bimbim—penabuh drum grup musik Slank—dan keponakannya, Kaka—vokalis Slank—pun mencecapi ”obat langit” yang membuat pemakainya melayang-layang dan ketagihan.

”Waktu pertama kali mencoba (1994), mereka bilang badan jadi tidak enak. Muntah-muntah. Enek. Tapi kok besok paginya mencari lagi? Itulah putau, sekali pakai orang langsung ketagihan. Maka berlanjutlah ia memakai putau,” tutur Iffet Viceha Sidharta, akrab dipanggil Bunda Iffet oleh anak-anak Slank, pada hari terakhir tahun 2008 lalu.

Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka, sang keponakan.

Bikin repot dan sedih. Itulah pengalaman Bunda Iffet dengan anak dan keponakannya yang menjadi pemakai putau. Menyerahkah melihat kenyataan ini?

Bunda Iffet malah menghadapinya dengan sabar, sampai akhirnya anak dan keponakannya itu terbebas dari jerat narkoba yang mematikan ini.

+ Bagaimana mulanya bisa ketahuan Bimbim dan Kaka pakai narkoba?

- Sekitar tahun 1996, saya melihat ada yang enggak bener pada diri anak saya. Terciumlah bau, bahwa anak ini memakai sesuatu. Padahal, dia sudah mulai memakai dua tahun sebelumnya.

Mula-mula—menurut pengakuan Bimbim—awalnya pakai jenis narkoba yang gampang-gampang, pakai pil. Sampai suatu ketika mereka ke Bali sama Kaka. Di Bali, mereka ditawarin temannya. ”Ini ada barang baru, namanya putau,”

Kaka mula-mula tidak mengerti, kirain putao (minuman bir manis dari China). Lalu dia mengambil gelas. Orang itu bilang, bukan putao seperti itu, ini lain. Coba aja deh.

Dicobalah oleh mereka. Akhirnya berlanjutlah mereka memakai putau. Tingkah laku mereka berubah luar biasa.

Melihat gelagat tidak benar pada diri anak saya, maka masuklah saya, menangani manajemen mereka. Saya menjadi manajer Slank. Itu terjadi pada tahun 1996. Saya merasa bertanggung jawab terhadap mereka.

+ Bagaimana cara Bunda menghadapi mereka, setelah tahu mereka pemakai?

- Dari pengalaman, saya tahu bahwa anak yang kecanduan seperti itu tidak boleh dimarahin. Harus dihadapi dengan manis dan sayang. Karena biasanya, kalau kita tegur dengan marah, mereka akan tambah marah.

Saya dekati mereka. Slank ke mana pun perginya, saya ikut. Rupanya, masih ada juga rasa segan terhadap orangtua, meskipun mereka nyata-nyata sudah pakai putau. Tidak pernah mereka memakai di depan saya. Mereka ngumpet-ngumpet pakainya.

Saya ikuti mereka dengan sabar, setiap dua jam sebelum show, mereka saya ingatkan: siap-siap ya. Saya selalu menunggu dengan sabar di depan kamar, sambil bilang: ayo, lekas dong keluar. Betul-betul harus sabar dan tak boleh marah.

+ Adakah pengalaman pahit, saat kelompok musiknya melakukan tur, misalnya?

- Wah, macam-macam. Sungguh banyak pahitnya, mengurusi mereka ketika belum sembuh. Kalau mereka tengah sakau (ketagihan), sendi-sendi tubuh mereka sakit. Seperti patah.

Dalam keadaan seperti itu, mereka sering salah mengerti. Kita bilang: kamu kalau terus-menerus begitu bisa mati. Eh, mereka kira kita menyumpahi supaya mereka mati?

Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai (1994) sampai tahun 1999. Pengalaman di Lubuk Linggau (1998) juga tak terlupakan. Mereka ”kehabisan barang”, sakau. Tidak ada orang jual barang seperti itu di Lubuk Linggau. Bimbim sampai tidak bisa bangun, di kamar. Padahal mereka masih harus melayani wartawan, wawancara. Tinggal Kaka, yang badannya lebih kuat, melayani wartawan, meski dengan susah payah.

Karena sudah tidak bisa mencari barang lagi, Bimbim dan Kaka bilang: kami harus pulang ke Jakarta. Padahal, kami waktu itu serombongan naik bus. Sesudah dari Lubuk Linggau, kami harus ke Bandung. Slank waktu itu memang tengah melakukan show di 30 kota Indonesia.

Biasanya, kita berombongan naik bus, kita buka tempat duduk di belakang. Diberi kayu dan kasur untuk tidur. Sampai sekarang masih ada kasur yang khusus kita pesan dan disesuaikan ukurannya untuk dipasang di bus itu.

+ Apakah mereka terus ikut dalam perjalanan darat dari Lubuk Linggau ke Bandung?

- Dua orang itu (Kaka dan Bimbim) sudah tidak mau lagi jalan darat. Sudah parah sakaunya. Yang tiga orang lainnya, Ivan (pemain bas), (gitaris) Ridho dan Abdee, dan juga saya meneruskan perjalanan naik bus. Sementara Bimbim dan Kaka harus naik mobil ke Bengkulu dulu, baru naik pesawat ke Jakarta. Dari Jakarta, mereka menyusul ke Bandung.

(Selain Kaka, pemain bas Slank Ivan juga pemakai, tetapi—kata Bunda Iffet—tak separah Kaka dan Bimbim. Sedangkan Ridho dan Abdee bersih, tak pakai narkoba).

Besoknya, Kaka dan Bimbim yang mendahului ke Jakarta dengan pesawat datang ke Bandung dengan ”gagah perkasa”. Seperti tak ada kejadian apa-apa. Sudah segar dari sakaunya.

Kejadian terulang (mereka sakau) ketika show di Mojokerto. Tiga pemain lainnya sudah duduk di acara jumpa pers, Bimbim dan Kaka masih memakai, belum muncul-muncul juga. Ketika saya susul ke kamar, saya dapati ada alat di kamar mereka, alat untuk memakai putau. Saya bilang pada mereka, kamu kalau terus pakai itu, bisa mati. Eh, saya malah dikira nyumpahin mereka mati.

+ Bagaimana ceritanya, mereka minta berhenti pakai putau?

- Saya pernah bilang, jika kalian bercita-cita main ke luar negeri, kalian harus bersih dari obat-obat seperti ini. Tahun 1999, akhirnya Bimbim minta: tolong dong Ma, pengen sembuh. Tetapi, kalau bisa jangan pakai dokter. (Bimbim takut dokter).

Kebetulan Pay (eks personel Slank, suami pencipta lagu Dewiq, dari grup musik BIP) baru saja sembuh dari kecanduan seperti Bimbim. Dia bisa sembuh, setelah berobat pada Pak Teguh Wijaya di Pulomas (Jakarta) dengan obat China.

Teguh Wijaya—anaknya juga pemakai—sudah ke mana-mana mencari obat untuk menyembuhkan anaknya sampai ke Israel, Kanada, Amerika, Australia. Eh, ketemu obatnya di China.

Sekali minum obat China itu—kalau tidak salah namanya Shin Ying—sepuluh kapsul sekali minum. Sedangkan sehari harus minum empat kali, jadi total per hari 40 kapsul. Baunya tidak enak betul obatnya.

Kaka lebih dulu meminta untuk disembuhkan. Bimbim belum mau, tetapi ketika kami pergi ke rumah Pak Teguh, Bimbim ikut datang menyusul. Pak Teguh itu rupanya mengerti betul bagaimana menghadapi pemakai seperti mereka. Maka dia bilang, kalau masih punya ”barang” habisin saja dulu. Kalau sudah habis, baru berobatlah. Selang tiga hari setelah Kaka berobat, baru Bimbim menyusul, setelah ”menghabiskan” lebih dulu barangnya.

+ Mahal harga obatnya?

Biaya pengobatan itu, per orang 20 juta selama 10 hari, menghabiskan 400 kapsul obat China. Alhamdulillah, setelah minum obat ”Shin Ying”(?) selama sepuluh hari, mereka segar. Selama penyembuhan itu, mereka kami jaga ketat. Satu orang dijaga dua orang. Karena memang, ketika mereka menjalani penyembuhan itu, pada hari kedua biasanya mereka ”minta”.

Pada hari kedua pengobatan, Bimbim lepas dari pengawasan dan ia menelepon ”bandar” putau. Padahal, saya menjaga ketat mereka dan saya sampai sempat sewa polisi agar tak ada bandar yang mendekati mereka.

Ketika melihat bandar itu datang, saya lalu teriak: polisi! Itu bandar.... Bandar itu pun terbirit-birit, ambil langkah seribu dan 15 gram putau pun ia buang ke sungai di dekat rumah.

Hari keempat, Bimbim dan Kaka yang sudah mulai kuat menahan sakau berkat obat China iseng-iseng menelepon bandar itu: ”kirim barang dong...,” Bandar bilang, tak berani, soalnya ketika datang tempo hari, ia diteriakin bunda, hingga ”merugi” 15 gram putau lantaran dibuang di kali.

Sekarang sudah delapan tahun mereka sembuh semenjak tahun 2000.

+ Bagaimana bisa tahu mereka kini tak memakai lagi?

- Kelihatan dong. Kan saya selalu melakukan tes urine mereka. Dari lima anggota Slank, hanya Abdee dan Ridho saja yang tak dites urine lantaran mereka memang tidak memakai.

+ Kapan mengetes urine mereka, setiap mau berangkat konser?

- Tidak. Saya selalu mengadakan ”sidak” (inspeksi mendadak, laksana KPK saja), tes urine tiba-tiba. Maka mereka takut.

+ Pakai apa alat pengetesnya?

- Seperti alat tes kehamilan saja. Ada alat untuk tes ganja, putau, sabu, ada juga heroin. Bisa dibeli di apotek. Memang mahal harganya, sekitar Rp 40.000 per alat. Bayangkan, kalau mengetes mereka harus pakai alat tes untuk ganja, untuk heroin, untuk putau. Kan mahal juga? Sampai sekarang Bunda masih terus melakukan sidak....

+ Masih punya cita-cita lain dalam hidup Bunda, meski sudah umur 71?

- Untuk Slank? Sudah tercapai, go international. Waktu tahun 2006 kita diundang untuk show di AS, akhirnya ketemu dengan gurunya Ridho. Ridho pernah belajar gitar di Los Angeles. Setelah ngobrol-ngobrol, akhirnya kejadian, tahun 2007 rekaman di AS. Tahun 2008, show di 15 kota di Amerika Serikat.

Cita-cita untuk diri saya? Ingin mati tidak dalam keadaan sakit. Saya tak ingin berhenti mengikuti Slank, ke mana pun mereka pergi....

BELI T-SHIRT, DAPAT ALBUM BARU SLANK

(Press Release Album Slank "Anthem For The Broken Hearted")

BELI T-SHIRT, DAPAT ALBUM BARU SLANK

Kalau biasanya orang beli CD lalu dapat bonus t-shirt, Slank membalikkan keadaan tersebut. Beli T-shirt Slank, dapat CD album terbaru mereka, “ANTHEM FOR THE BROKEN HEARTED”. Itu pun masih ditambah dengan VCD Slank World Tour 2008. VCD yang berisi potongan-potongan konser Slank di tiga benua; Asia, Eropa dan Amerika selama tahun 2008 lalu. Album ini berisi 10 lagu. Selain 5 lagu baru, ada 5 lagu lama yang ditranslate ke dalam bahasa Inggris.

Proses album ini memakan waktu cukup lama. Sejak tahun 2006, Slank bolak-balik ke Amerika untuk mewujudkan mimpi mereka. Setelah merasa cukup bekal, 4 September 2006 Slank berangkat ke Amerika untuk show case di beberapa kota di sana sekaligus menjajaki produser yang tepat untuk menangani mereka. Ada dua produser yang ditemui. Salah satunya adalah Blues Saraceno, mantan gitaris Poison. Slank di sana sampai pertengahan September dan kembali lagi ke Tanah Air untuk menyusun strategi berikutnya.

Berhubungan dengan produser di Amerika terus berlanjut. Sampai akhrnya terpilih nama Blues Saraceno. Di sela jadwal tur di dalam negeri, Slank terus berlatih di Studio Parah di Potlot membawakan lagu-lagu yang akan direkam nanti. 21 Juli 2007, Slank pun kembali berangkat ke Amerika. Studio City Sound 4412 Whitsett Ave di Los Angeles menjadi tempat rekamannya. Bruce memberikan kebebasan kepada Slank untuk berkreatifitas. 12 Jam sehari selama enam hari kerja, Slank berkutat di studio. Bruce Saraceno terus memperhatikan proses rekaman tersebut.

“Kita mulai kerja dari jam 10 pagi dan baru selesai jam 10 malam. Begitu setiap harinya,” cerita Kaka.

Selama sebulan di sana, akhirnya proses rekaman selesai. Slank kembali pulang ke Indonesia. Dua langkah awal, yaitu; cari produser dan rekaman telah dilakukan. Tinggal tahap ketiga, mengedarkan album tersebut. Di album ini Slank tetap sebagai band indie.

Setelah melalui berbagai tahapan, akhirnya album “ANTHEM FOR THE BROKEN HEARTED” dirilis di Amerika pada akhir September 2008 lalu. Saat itu telah memasuki bulan Ramadhan 1429 H. 20 Oktober 2008, Slank terbang lagi ke Amerika. Kali ini untuk promo tur album tersebut. Slank tampil lebih dari 15 tempat. Mulai dari Pantai Barat sampai ke Pantai Timur Amerika. Bahkan mereka berada di depan White House berbaur ditengah-tengah pendukung Barack Obama yang merayakan kemenangannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Di tengah rangkaian promo tur, Slank juga sempat suting dua buah video klip untuk lagu “Too Sweet to Forget” dan “Drugs Me Up”. Suting klip pertama dilakukan di kawasan konservasi hutan di Trabulco Canyon. Sedangkan untuk lagu kedua, pengambilan gambarnya dilakukan di studio. Sutradara kedua video klip ini adalah Joe Dietsch. Slank melakukan promo tur ini sejak 20 Oktober sampai 22 November 2008.

Sama seperti proses rekamannya yang butuh waktu lama. Begitu juga untuk beredar di Indonesia, album ini butuh waktu setahun setelah rilis di Amerika. Sekitar 500 stasiun radio di Amerika memutar lagu-lagunya. Berbagai media cetak di sana mengulas materi albumnya. Beberapa diantaranya adalah Kabari, Indonesia Media, Indonesian Journal, VOA dan Kharisma.

Akhirnya pada Agustus 2009, album tersebut resmi dirilis di Indonesia. Ini juga untuk memenuhi permintaan Slankers yang memang hampir setahun ini selalu menanyakan kapan album ini akan beredar di Indonesia. Indonesia adalah negara kedua setelah Amerika yang mengedarkan Anthem For The Broken Hearted.

Yang membedakan album ini dengan yang rilis di Amerika adalah urutan lagu yang berbeda dan juga bonus VCD Slank World Tour 2008. Juga cara menjualnya menjadi beli t-shirt, dapat album baru Slank. Ini juga salah satu bentuk melawan pembajakan.

Anthem For The Broken Hearted bisa dibilang merupakan album yang penuh perjuangan karena memakan waktu yang lama untuk mewujudkan album ini. Karena Slank juga tidak ingin setengah-setengah untuk pengerjaan albumnya. 10 Lagu yang ada di album ini hadir dengan aransemen yang lebih fresh. Sangat American Style, tetapi tidak menghilangkan karakter Slank. Album ini juga menandakan 25 tahun Slank berkarya.

Selain itu, juga ada pesan penting yang ingin disampaikan Slank melalui album ini, yaitu sebuah ”Diplomasi Rock N’ Roll ala Slank”. Mereka ingin meneriakkan dengan jelas mengenai sisi lain kehidupan Indonesia. Ini sebagai bukti tanggung jawab Slank untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia melalui musik rock n’ roll.

Artis : Slank
Album : 'Anthem For The Broken Hearted'
Featured : 10 Songs
Language : English
Produced by : Blues Saraceno & Slank
Recorded & Mixed by : Tom Weirr at Studio City Sound, Studio City, CA. USA
Mastering Engineer : Bernie Grundman Mastering, Hollywood, CA. USA
Recording Label : Slank Records.
Distributor : MRI / Red Label, New York, USA.
Album & Tour publicist : Mazur Public Relation, Inc. New Jersey, USA
Radio Publicist : Skateboard Marketing, New York, USA
Tour Organizer : Justin118 Sound, Los Angeles, USA

USA Promo Tour: 20 Oktober – 22 November 2008
- at Molly Malone's, Los Angeles, California with BLUE JUDY & THREAD SPINNER
- at Club 705, Hermosa Beach, California
- at Ohio Expo Center - Rhodes Hall, Columbus, Ohio
- at Santos Party House, New York, New York with NOTORIOUS MSG & FAN TAN
Notorious MSG adalah sebuah group hiphop 2 anak muda Amerika keturunan Tionghoa yang sangat populer dengan karakternya yang unik dan khas. (www.notoriousmsg.com )

- at Jammin Java, Vienna, Virginia with THE UNDERWATER
- at 8x10, Baltimore, Maryland with THE UNDERWATER
- at J.C. Dobbs, Philadelphia, Pennsylvania with THE UNDERWATER
- at Bill's Bar, Boston, Massachusetts with NOTORIOUS MSG, THE RICE COOKERS & THE UNDERWATER
- at Water Street Music Hall, Rochester, New York with THE UNDERWATER & QUIETDRIVE
- at Reggie's Rock, Chicago, Illinois with THE UNDERWATER
The Underwater adalah sebuah band rock berasal dari York, Pennsylvania, Amerika Serikat. Band yang dibentuk pada tahun 2001 ini telah merilis 2 buah album. (www.theunderwater.net )

- at The Senator Theatre, Chico, California with OZOMATLI
- at Crystal Bay Casino, Crystal Bay, Nevada with OZOMATLI
- at Mc Near's Theatre, Petaluma, California with OZOMATLI
- at The Catalyst, Santa Cruz, California with OZOMATLI
Ozomatli adalah sebuah band beraliran hiphop latin rock berasal dari kota Los Angeles, Amerika Serikat. Pada tahun 2004 perna memenangkan Grammy Awards dalam kategori "Best Latin Rock/Alternative Album".(www.ozomatli.com

www.slank.com
www.myspace.com/slank
www.youtube.com/slanktube
www.friendster.com/slankband
www.facebook.com/pages/slank/6124173892

Di Tengah Kebangkitan Bangsa dan Album Internasional

Di Tengah Kebangkitan Bangsa dan Album Internasional tahun ini adalah tahun Kebangkitan Bangsa Indonesia ke-100. Mendengar usia seabad, wajar kiranya jika masyarakat Indonesia mengharapkan bangsanya akan membawa mereka menuju kemakmuran. Namun sepertinya hal itu masih menjadi angan-angan belaka. Kemiskinan dan kebodohan masih mewarnai sebagian besar rakyat. Media massa kini bahkan menyuarakan keprihatinan betapa berkurangnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Berbagai masalah yang terus menerpa negeri ini sepertinya kian memupuskan rasa cinta dan bangga rakyat terhadap negara mereka.
Lantas, bagaimana halnya dengan Slank yang tahun ini pun menginjak usia dewasa (dalam hitungan usia band), yaitu ke-25 tahun?

Akhir tahun lalu mereka dikabarkan tengah merekam album yang akan rilis di Jepang. Sementara tahun ini mereka sedang dalam proses merampungkan rekaman bahasa Inggris untuk rilis di Amerika Serikat. Untuk album ini mereka menggaet Blues Saraceno (mantan gitaris Poison) untuk menjadi produser. Rencananya, jadwal rilis kedua album itu akan berdekatan di tahun ini.

Mungkinkah ini pertanda pupusnya rasa cinta mereka terhadap Indonesia?

Dengan tegas Slank mengatakan: “Tidak!”

Hal tersebut mereka lakukan semata untuk mengejar mimpi dan tantangan baru. Musisi mana yang tidak akan tergiur dengan tawaran berkembang di negeri orang? Kenyang dengan 15 album studio dan 5 album live, sudah saatnya bagi Slank untuk mengejar impian yang lebih besar lagi.

Jika menyinggung masalah nasionalisme, Slank malah tidak pernah merasa lebih terpanggil dengan masalah-masalah sosial politik yang terdapat di tengah masyarakat Indonesia saat ini. Mereka kian giat melancarkan kritik sosial terhadap berbagai ketidakadilan dan ketidakbenaran yang ada.

Pecinta musik Indonesia (dan pecinta gosip) tentu masih ingat dengan gugatan dari Badan Kehormatan DPR beberapa waktu lalu dimana dengan gusar mereka menyatakan lirik lagu “Gosip Jalanan” dari album PLUR (Peace, Love, Unity, Respect) yang rilis 2004 silam, secara terang-terangan menyerang lembaga legislatif tersebut. BK DPR mendengar lagu yang mengangkat masalah korupsi di kalangan wakil rakyat tesebut ketika Slank bernyanyi di hadapan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kisah tersebut berakhir ironis bagi para wakil rakyat kita. Pihak DPR, entah atas alasan apa, membatalkan gugatan. Namun, hanya selang sehari setelah pembatalan tersebut, salah satu wakil mereka tertangkap dalam kasus dugaan korupsi.

Tidak mengherankan jika Slank berhasil menjaring penggemar dengan jumlah yang amat besar. Konsep lagu blak-blakan serta aksi panggung slengean yang menjadi trademark Slank selama ini memang menjadi kekuatan penggerak bagi orang banyak, khususnya Slankers. Para pecinta grup yang bermarkas di Gang Potlot ini sekarang memiliki wadah berupa Slank Fans Club (SFC). SFC tersebar di 89 kota di Indonesia (bahkan tercatat 1 SFC di Malaysia) dan memiliki setidaknya 28 ribu anggota.


Komunitas Slankers dikenal sebagai komunitas penggemar paling fanatik. Mereka rela mengikuti kemanapun sang idola pergi, lengkap dengan atribut wajib bendera Slankers. Namun, aksi mereka kebanyakan berlangsung damai tanpa kekerasan. Mungkin hal ini sebagian besar disebabkan oleh kampanye Peace, Love, Unity, & Respect yang digalakkan oleh Slank.

Sebenarnya pengaruh positif sang idola terhadap Slankers adalah lebih dari sekadar kampanye gerakan damai. Masa-masa kegelapan Slank ketika mereka terlibat dalam jerat obat-obatan terlarang adalah juga masa kegelapan para Slankers. Kegiatan mabuk bersama bukanlah pemandangan aneh di Gang Potlot. Di sanalah mereka, para rocker dan kumpulan pemujanya; bersama-sama mendewakan apa yang disebut narkotika.

Diawali keprihatinan Bunda Iffet, Kaka, Bimbim, serta Ivan bersedia menjalani detoks sebagai usaha rehab. Setelah rehab berhasil, keadaan band yang sebelumnya mendekati titik kehancuran pun perlahan-lahan membaik. Selain menjadi lebih fokus dalam kegiatan bermusik, mereka juga terpanggil untuk hidup tenang dan membentuk keluarga. Kini, Slank giat mengkampanyekan gerakan hidup bersih kepada Slankers. Salah satunya dengan membuat peraturan untuk para anggota SFC dilarang menggunakan obat terlarang. Tidak sedikit Slankers yang berhasil membebaskan diri mereka dari kecanduan terhadap narkoba (meskipun banyak juga yang menolak untuk membersihkan diri).

Melihat segala kemajuan yang telah mereka raih, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi, tidak berlebihan rasanya jika dikatakan Slank telah mengalami momen Kebangkitan di usianya yang mencapai seperempat abad ini. Setelah mengalami berbagai cobaan dan berganti-ganti formasi, Slank tidak pernah terlihat sebesar dan sekuat ini. Layaknya seorang remaja yang melangkah ke gerbang kedewasaan, Slank kini siap melebarkan sayap mereka dan terbang lebih tinggi lagi. (Defanie Arianti)


About SLANK

They sold more than 15 million records, They have performed around the world in front of millions of rabid fans, They have been treated like royalty in their home country, And chances are you’ve never heard of them.

Introducing Kaka, Bimbim, Ridho, Abdee and Ivanka: the members of Slank, Indonesia’s biggest band.

“Slank’s uses its music to promote P.L.U.R. (peace, love, unity and respect) between the world’s diverse religious, ethnic and economic communities.” — Bimbim

Despite Slank’s immense popularity throughout much part of the world, the band members are looking forward to their biggest challenge yet: breaking through in the United States. As Bimbim admits, Slank welcomes its return to the underground of musical path and willing to do whatever it takes to established themselves in America, even if it means that we have to build one “Slanker” at a time. (If you have not already figured it out, a “Slanker” is a loyal Slank fan, the equivalent of a Grateful Dead's “Deadhead.”)

The first step to meet this challenge is: Anthem For The Broken Hearted . The band’s first English-language recording, it is 10 tracks of catchy hard pop that blends Slank’s appreciation for artists as varied as The Rolling Stones and Bob Marley. Featuring the inevitable hits “I Miss You But I Hate U”, “Drug Me Up”, and “Too Sweet To Forget”, this disc is certain to attract fans of any other bands like Sublime, Jet, and Buck Cherry.

While some vocalists will attempt to overcome language barriers by spending endless painstaking hours recording lyrics syllable by syllable (hoping that a producer equipped with Pro-Tools can turn it into a coherent song), Kaka had little trouble singing lyrics that had been translated into English by a band's friend. “English is the second language of Indonesia,” he explains, “and I speak it fluently. I have to credit Blues, however, for preparing us to enter the studio.” Unlike some veteran American and European artists who have been branded “sell outs” by their fans for altering their creative approach, Slank’s legion of adoring fans has stood firmly by its decision to record in English. “They fully support our desire to become more popular internationally,” says Bimbim. “They realize that more successful we become around the world, the more attention we will focus on Indonesia.”

Despite the positive vibe and uplifting lyrics of Slank’s previous albums, Anthem For The Broken Hearted indicates an abrupt change in mood. “Not so,” counters Bimbim. “We come from a third-world country and we’re just starting to learn about democracy,” he says. “The things we have witnessed in our country lately have left us broken hearted. But we hold on to hope.”

In a recent interview with The Jakarta Post, the drummer said there is a need for “a complete, ground-up movement [in Indonesia or world] that fights corruption, both legally and culturally. Although it might seem like a distant dream, Slank has hope that this dream is inching closer [to becoming a reality]. This country will improve only if its leaders come from a younger generation. Maybe Slank should form its own political party". The name of this political party? Perhaps “The Blue Generation,” which is how Slank refers to the youth in their home country. Explains Bimbim: “We call ourselves ‘The Blue Generation’ because we want to think as wide as the blue sky and as deep as the blue ocean.”

Although the current and the most popular incarnation of Slank has been together for more than a decade, the bands’ roots can be traced back to many years before when Bimbim formed Cikini Stone Complex in Junior High School. That short-lived band evolved into Red Evil. “[Red Evil] was nicknamed Slengean, which is roughly translates to “Come as you are,” the drummer explains. “You do not have to pretend to be someone else; just be yourself. We shortened the word to “slang,” changed the “g” to a “k” and took it as our name.” Despite Slank’s commercial success, personal issues have threatened to tear the band apart, proving the pitfalls of rock stardom are universal.

“We’ve experienced our share of problems,” admits Bimbim, “but we’ve been clean for some time and now we’ve working closely with our government on a number of anti-drug initiatives.” Having withstood these trials and tribulations has only made the band’s resolve to break through to American audiences stronger. Are the Slank’s members ready for this daunting challenge? “We’re ready to take things to the next level,” explains Bimbim. “Oh, and it wouldn’t hurt if we earned some money,” he laughs.

Are you ready to become a Slanker? This amazing band is getting ready to make its mark on the States when it returns here late in October. More information and upcoming tour dates check out this official Web site, YouTube, MySpace, Facebook and Friendster.

BIDADARI PENYELAMAT

KONSEP DASAR

BIDADARI PENYELAMAT

  1. LATAR BELAKANG

Pengalaman membuktikan bahwa pada setiap event entertaint membutuhkan tenaga pengaman untuk kelancaran pertunjukan yang akan diselengarakan, misalnya apakah ditempatkan pada lokasi penginapan artis atau di venue (back/front), dimana selama ini penempatannya berjalan kurang maksimal, misalnya hanya dua orang di hotel dan delapan belas orang di venue.

Tenaga pengalaman yang diturunkan sebaiknya telah terkonsep atau terorganisir dengan baik, sehingga dapat dipertangung jawabkan profesionalitas kerjanya.

Rata-rata pada setiap event (konser), Pulau Biru Prodution sebagai management artis dari Slank membutuhkan tenaga pengaman, yang sampai saat ini diutamakan dari Slank Fans Club (yang sudah diresmikan), untuk turut dilibatkan dalam pengaman.

Bidadari Penyelamat yang sudah terbentuk dibeberapa cabang Slank Fans Club diIndonesia saat ini pada perkembangannya memerlukan konsep dan aturan yang lebih matang. Karena tenaga keamanan yang dibentuk tidak hanya diperuntukan khusus hanya pengamanan Slank, tapi diharapkan dapat diturunkan untuk event-event entertaint dan dipersiapkan untuk membantu keamanan dimasyarakat sekitarnya, selain itu Bidadari Penyelamat dapat turut berperan aktif membatu korban bencana alam.

Tenaga keamanan ini juga dapat lebih mengembangkan Sumber Daya Manusia, membuka lapangan pekerjaan dan tangung jawab Slank Fans Club secara Khusus menjadi badan usaha.

Dengan latar belakan tersebut maka kami Pulau Biru Production sebagai Pembina Slank Fans Club Indonesia membentuk aturan dasar Untuk ” Tenaga Keamanan” yang di khususkan untuk penyelengaraan event-event entertaint dan menjadi badan usaha dan diharapkan ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

II NAMA DAN ALAMAT

Contoh :

A. Nama : (Contoh) Bidadari Penyelamat (BP) Jakarta

( Tim keamana Slank ~ Wilayah Jakarta )

B. Alamat : Jl. Potlot 14 Duren tiga Jakarta Selatan

Tlp 021- 7943252

III LOGO DAN STEMPEL

Contoh :

  1. STRUKTUR UMUM

Contoh :

SRUKTUR UMUM

BIDADARI PENYELAMAT

  1. SERAGAM BIDADARI PENYELAMAT
  2. Bidadari Penyelamat yang sudah terbentuk diwajibkan memiliki seragam dengan atribut sebagai berikut:
    1. Baju seragam warna hijau biru ( lengan pendek )
    2. Memiliki logo SFC kota ( wilayah ) masing-masing
        • Lengan kanan logo kota
        • Dada kanan bendera Indonesia dan nama Bidadari Penyelamat dibawahnya
        • Dada kiri nama anggota

- Belakang logo wilayah kota dan bawahnya tulisan BP

  1. LINGKUP BIDADARI PENYELAMAT

Anggota ” Bidadari Penyelamat ” adalah anggota dari Slank Fans Club Yang mendaftarkan diri dan kemudian melalui proses seleksi.

    1. Syarat Dan Ketentuan
    2. Bidang Kerja
    3. Sistem Kerja
  1. SYARAT DAN KENTENTUAN MENJADI BIDADARI PENYELAMAT
    1. Anggota Slank Fans Club
    2. Mendaftarkan diri kesekretariat ” Bidadari Penyelamat ” melalui Slank Fans Club Wilayah setempat.
    3. Memiliki tanggung jawab dan loyal
    4. Siap ditugaskan kapan dan dimana Saja
    5. Melalui Proses Seleksi yang ketat.

6. Berbadan Sehat ( Jasmani dan Rohani )

7. Berkelakuan baik

8. Melalui proses latihan fisik dan ketangkasan

9. Tidak ketergantungan Narkoba

10. Tinggi Min. 160 cm.

  1. BIDANG KERJA ( PENEMPATAN )

Bidang kerja ” Bidadari Penyelamat ” Sesuai kondisi penempatan setelah berkoordinasi dengan pihak penyelenggara, antara lain meliputi bidang kerja,

    1. Security Artis

( Hotel, Penginapan dan Venue )

    1. Penanggulangan Bencana Alam

( Rekontruksi dan Rehabilitasi )

    1. Perlindungan Masyarakat

( Menjaga ketertiban Lingkungan)

  1. SISTEM KERJA ” BIDADARI PENYELAMAT “
    1. Security Artis

Bidadari Penyelamat yang diturunkan pada setiap event slank berjumlah 20 orang, yang telah lulus test dan mendapatkan pelatihan sebelumnya.

        • Pengamanan Hotel ~ Berkoordinasi dengan Keamanan Hotel agar terjalin kerja yang baik.
        • Pengamanan Venue ~ Koordinasi dengan panitia penyelengara untuk pembagian lokasi pengamanan dan tugasnya
    1. Penanggulangan Bencana Alam

Diharapkan setiap koordinator Bidadari Penyelamat menyiapkan satu tim

khusus untuk diturunkan pada saat terjadi bencana alam yang meliputi

bidang kerja:

        • Rekontruksi
        • Rehabilitasi
    1. Perlindungan Masyarakat

Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar base camp SFC dengan turut berperan aktif menurunkan anggota Bidadari Penyelamat sebanyak 2 orang.

  1. PENUTUP

Demikian konsep ini kami sampaikan sebagai gambaran umum atas Bidadari Penyelamat

Hal-hal terkait lain yang belum tercantum pada konsep ini dapat dibicarakan kemudian. Terima kasih atas kesempatan dan kerjasamanya untuk memajukan Slank Fans Club Indonesia dan Bidadari Penyelamat pada khususnya, akhir kata, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 November 2006

Hormat kami,

SFC pusat

Java Rockin' Land 2009

Mungkin ini adalah konser terbesar yang pernah diselenggarakan di Indonesia or mungkin se-Asia (correct me if im wrong yah?), di konser ini sederetan band-band papan atas lokal dan luar negeri bakalan menghibur seluruh penonton yang mencintai gender musik rock.

Yang menarik dari konser akbar ini adalah bakalan hadirnya band-band lama yang pernah nongol di tahun 90'an, contohnya ada Third Eye Blind dan Mr.Big.. oh iya yang menariknya lagi adalah Mr.Big bakalan reunian disini dengan personil awal (sumber MTV Insomnia) jadi pasti bakalan mengobati para penggemar Mr.Big terdahulu.

Beberapa band yang telah confirm akan ikut menghibur di panggung Java Rock in Land ini adalah Third Eye Blind, Melee, Mew, Secondhand Serenade, Vertical Horizon, Mr. Big, Joujouka, Motherjane, Ozomatli, Slank, Seringai, The Sabotage, Burgerkill, Amazing in Bed, Superman is Dead, Efek Rumah Kaca, Anda & the Backbone, Anda with the Joints, Bunga, Goodnight Electric, Navicula, Naif, Netral, /rif (confirmed dari www.javarockingland.com)

Dan Slank telah confirm akan ikut menghibur di panggung tersebut pada tanggal 9 August 2009 barengan dengan Third Eye Blind, Mew, Bagga Bownz (band dari Holland) dari lokalnya ada Gigi, Sore & Fall, Holy City Rollers & Goodnight Electric, J-Rock, Killed by Butterfly, Superman Is Dead, The Brandals, Peewee Gaskin, The Upstairs, Ozomatli, Mike's Apartement dan ada juga Aksara Music Workshop